Lagi-lagi
aku harus merasakan ini. Meresahkan sesuatu yang tidak penting. Apakah itu
salah satu bakat yang kumiliki? Aku tidak tau kapan dan atas dasar apa.
Mendadak semuanya berubah. Aku selalu disampingmu. Jika kamu bisa melihatku…
Secara
tidak langsung aku selalu memperhatikanmu. Sudah sejak lama aku mengawasimu.
Sudah jelas-jelas aku selalu bersamamu. Tapi rupanya segala usahaku tak tampak
dihadapanmu. Aku tak mengharapkan bisa bersamamu. Tak pernah terbersit
sedikitpun ingin memilikimu. Aku sudah cukup nyaman bisa mengenalmu. Aku cukup
puas dengan status ‘teman’.
Bukankah
mengawasi itu tugas kakak kepada adik? Lalu mengapa aku yang mengawasimu?
Harusnya aku bisa dianggap sebagai adik, tapi rasanya aku yang menjadi kakak.
Aku peduli tapi rasanya baru sekarang ini aku terlalu peduli dan berusaha
mengetahui hal pribadimu. Maafkan aku. Aku hanya ingin tahu saja, bukan ingin
ikut campur masalah pribadimu.
Akhir-akhir
ini sifat kekanakanmu mulai tak nampak ya? Waaah, aku kaget sekali melihat kamu
berkembang pesat. Ada rasa cemburu ketika nilaimu lebih tinggi dariku. rasanya
aku selalu mengalahkanmu tapi kini aku yang dikalahkan. Tak apa, memang
harusnya begitu kan? Manusia harus berkembang menjadi pribadi yang baik. Lalu
mengapa rasa cemburuku tak kunjung padam?
aku
ini hanya temanmu, sama seperti yang lainnya. lalu ada apa denganku?
mengapa mendadak kamu menjadi penting? mengapa setiap melihatmu dengan
seseorang disana rasanya aku ingin membuang mukaku dan berharap tak
mengenalmu? mengapa kamu jadi orang yang paling aku hrapkan untuk
menyapaku dulu? siapa yang salah? siapa yang berubah? aku atau kamu?
Ini
salahmu. Benar-benar kesalahanmu. Kemarin aku kalah nilai darimu. Lusa kamu
mendadak jadi manusia super cuek. Hari ini kamu tak menghiraukan ucapanku. Apa
benar aku ini sekarang menjadi makhluk tak kasat mata dihadapanmu? Aku
benar-benar membencimu. Kamu orang pertama di tahun ini yang aku benci karena
perbuatanmu sendiri.
Aku ingin
sekali tak bertemu denganmu. Aku ingin jauh-jauh dari namamu. Aku ingin menjadi
manusia yang sama cueknya sepertimu. Aku tak ingin menjadi yang menyapamu.
Tapi, kalaupun aku melalukan itu semua kamu bakal peduli? Apa kamu bisa melihat
perubahan sikapku? Jika aku melalukan itu semua apakah hanya sia-sia saja?
Ini bukkan
yang aku inginkan. Sejujurnya aku masih ingin bersamamu. Aku masih ingat
tanggal ulangtahunmu yang kamu sendiri kadang-kadang lupa.jadi, apa aku salah
kalau hanya ingin bersamamu?
Untuk kamu yang mendadak penting — @estuuw