Everybody said I'm in love. Everybody said. I don't know how they know that i'm in love, cause i don't feel what they feel.
Ketika seseorang itu mulai menarik perhatianku lagi, saat itulah semua jalan cerita dalam bukuku berubah.
Seseorang tersebut menjelma menjadi pangeran dan aku upik abu. Sayangnya ini bukan dongeng Cinderella. Dimana si pangeran itu akhirnya melabuhkan hati dan jiwanya pada si upik abu nan kumuh.
Ucapan seseorang apa bisa dijadikan janji?
Jika ya, maka dia berhutang janji padaku.
Dia selalu seperti itu. Seolah-olah aku ini salah satu orang yang paling ia perhatikan setelah orang tua dan kakaknya. Membuat orang seperti aku kelimpungan karna bahagia bisa dapat perhatian dari Tuan.
Orang seperti Tuan dapat dengan mudah menjadi penghancur.
Mudah menghancurkan,
Aku.
Saat itu aku sedang terbang, tapi fakta membawa aku kembali ke Bumi. Kembali menapaki tanah curam berliku yang membunuh.
Faktanya, orang seperti Tuan tidak mungkin menjadikan orang seperti saya sebagai bagian dalam kehidupan Tuan.
Faktanya, saya bukanlah orang penting dalam hidup Tuan.
Faktanya, Tuan hanya bersikap baik kepada saya sebagai manner yang telah tuan miliki sejak kecil. Manner yang saya salah artikan.
Faktanya, Tuan tidak pernah benar-benar mengingat saya.
Mereka bilang saya jatuh cinta pada Tuan.
Kalau memang memperhatikan secara diam-diam disebut cinta.
Kalau memang mengingat setiap ucapannya adalah cinta.
Kalau memang mendukung apapun yang dilakukannya adalah cinta.
Kalau memang mendoakan yang terbaik datang padanya disebut cinta..
Maka jawabannya adalah, Ya.
Ya, saya mencintanya.
Ya, saya jatuh cinta.
Terlihat namun tak dilihat.
Itu aku.