Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

luka yang kau tinggalkan malam tadi

Kamis, 18 Mei 2017
Ada tawa asing yang terdengar renyah di telinga,
sekeping biskuit cinta yang manis terasa,
bertabur gula bahagia yang ditabur dimana-mana.


telepon itu berfungsi dua arah.
sayangnya, tidak ada telepon hari ini.
seperti hari lain, setelah malam pergantian tahun terjadi.
ada gelisah, tapi tersirat amarah.


mungkin memang bodoh bisa percaya begitu saja.
atau naif karena menganggap nyata.
terserah sebutannya apa!
aku sudah luka, memang mau bagaimana?!


sadar luka tapi masih ingin mencari tahu.
sadar terabai tapi harap ingin bersatu.


ketika sebuah tanda diberikan,
makna yang aku tanggap selalu berbeda.
aku tidak tahu itu artinya iya atau bukan,
semiotika bilang tidak sama.


benar adanya ketika malam itu ku katakan suka.
Saat yang lain biasa saja,
di hari itu... rasa menggerakkan detak
tawa tak bisa lepas


lalu airmata, jatuh di esok hari.
berpikir bahwa semua akan berakhir.
dan tentu saja,
hal itu terjadi...
hari ini.

deru rindu di sudut jalan

Sabtu, 13 Mei 2017
kalau saja kita berteman seperti layaknya teman.

bertemu...

menyapa...

bicara...

mungkin saat berpisah aku masih bisa mencarimu.

di tempat kita bertemu,

atau di tempat kita berbagi haru.



pertemanan kita...
kata hai dan bye menjadi sapa.
gambar menjadi cara bicara.
bertemu hanya dalam layar kaca.


ingin ucapkan salam perpisahan,
tapi kenapa.
ingin tetap bertahan,
tapi sengsara.

jadi apa yang dapat dikatan tinta tapi tak bisa bersuara?

bolehkah aku sebut itu cinta?

seuntai maaf dan sekeping harap

Rabu, 10 Mei 2017
kadang aku menyesal mengapa aku mengatakan semuanya padamu, padahal kamu sendiri bukan bagian dari aku, bukan seorang teman yang sudah lama bersamaku, bukan juga seorang kekasih. mengapa aku begitu percaya?

pertanyaan itu terus-terusan menghampiri padahal sudah lewat dari 4 bulan.
apa yang membuatku percaya padamu?

ada kalanya aku menyangkal bahwa kamu adalah sosok pria yang jauh dari kriteriaku.

apalagi saat melihat interaksimu dengan orang-orang maya. seolah dunia nyatamu tak ada.

lalu aku menerima hal itu begitu saja.

apa?

apa yang salah dari aku?

apa yang membuatku dengan mudah percaya ucapanmu?

apa yang membuatku suka?

saat kamu bilang senang saat ada yang bilang suka, aku tahu kamu bohong.
sebab, kamu tidak berlari kepadaku.

sebab kamu membuat jurang semakin lebar.

sebab kamu tidak bisa menolak,

dan tidak bisa menerima.


buruknya, kamu tidak bicara. lebih buruknya, kamu berjalan pergi begitu saja.

ditambah aku yang tidak ingin membuatmu semakin jauh, hanya bisa diam dan melihatmu hidup dengan baik sambil pelan-pelan melupakanku.

mengapa waktu sejahat ini?

mengapa aku perlahan dilupakan?



pikiranku berkelana, sedang raga menetap.


jika ini hanya bercanda, maka aku yang bodoh.


maaf.


tapi bisakah kita bicara seperti biasanya saja?


aku tidak mau dilupakan.