Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Biarkan Semesta Bergerak Sendiri

Minggu, 30 Desember 2018
Malam semakin larut dan rutinitasku kembali pada zaman purba, tidak tidur. Setiap hari ada saja kegiatan yang entah aku paksa lakukan untuk menyibukkan diri, padahal diriku sendiri tahu kalau itu hanya pengalihan isu dari sesuatu yang sedang tidak mau aku hadapi, atau kita.

atau kita?

Lagi-lagi aku masih tidak bisa percaya dengan yang sudah terjadi di awal bulan ini. apa kita ini masih kita atau bukan lagi kita? sebut saja memang aku sangat kecewa dengan semudah itu kamu berkata iya pada pernyataan yang seharusnya bisa dilobi agar berhenti, atau aku memang sangat marah dengan sikapmu yang ogah-ogahan dengan keberadaanku, atau kecewa dengan sikapku sendiri yang mudah berprasangka padamu dan kamu sendiri tidak mau menyangkal prasangka yang aku sebut tadi supaya aku tidak lagi berprasangka.

masihkah ini kita? atau aku saja?

Masih ada banyak hal baik yang aku ingat tentangmu, masih banyak kerinduan yang belum sempat aku sebutkan, masih banyak mimpi yang belum kita wujudkan berdua. ya, berdua saja. aku dan kamu.

tapi aku terburu nafsu untuk berlalu, dan kamu terlalu ragu dan malah setuju.

Padahal aku yakin kita bisa, ini hanya kesalahpahaman seperti biasanya kita. Tapi, lagi-lagi aku masih tidak percaya. Aku enggan berlalu, dan. aku sudah bilang satu dari seribu, aku mau kamu. masih tidak bisa mengertikah kamu?

Kalau saja stik ps-mu itu bisa bicara, dia pasti mengeluh dimainkan seminggu penuh karena kamu melarikan diri dariku. 

Kamu bilang jalanmu masih panjang, aku jangan menunggu, aku jangan terlalu berusaha mendapatkanmu, aku jangan sakit, aku harus tetap hidup, aku harus bahagia.

Kamu bilang ini murni kesalahanmu, padahal aku juga berperan dalam kisah ini. apa kamu gak anggap aku sama sekali?

Jika kamu bilang seperti itu, maksudmu apa?
Kamu mau berjalan sendirian lagi?

Aku gak mau kamu berada di pelangi abu-abu lagi,
aku mau kamu, kita.

lalu bagaimana dengan kamu?

yang kuingat terakhir kali aku cuma bilang untuk kamu menyelesaikan skripsimu.
yang kuingat terakhir kali aku cuma bilang untuk kamu menghubungiku kalau sudah sidang.
yang kuingat terakhir kali aku cuma menerima suapan es krim dari tanganmu,

aku harus bagaimana kalau kamu bilang jangan berusaha untuk mendapatkanmu, padahal aku sangat ingin mengetahui kabarmu? apakah bertanya padamu langsung atau bertanya-tanya dalam hati sendiri seperti biasanya? karena yang aku tahu, kamu tidak suka kalau aku terlalu banyak tanya.

Biarkan semesta bergerak sendiri. Semoga dengan membiarkan kita dan waktu, aku dapat menggerakkan hatimu kembali padaku dan menjujurkan aku pada hatimu.
Aku kangen lantunan shalawatmu, nasihat, ungkapan lucu, dan banyak hal lain yang semakin lama justru semakin kuat bisikanku pada bumi.

Semoga bisikanku terdengar di langit dan hatimu.


maafkan aku rindu.

Jangan Percaya Siapa

Minggu, 16 Desember 2018
Jangan Percaya Semua Orang



Ada banyak kutipan yang bisa terekam jelas dikepala tanpa disengaja.
Padahal hanya lihat satu kali,
Padahal hanya kutipan,
yang entah untuk siapa.

Percayalah dengan Yang Maha Kuasa,
jangan percaya orang,
jangan percaya semua orang,
jangan.

Hiduplah berbekal yakin pada hati,
bahwa semua yang bernyawa akan kembali.
Semoga Allah cukupkan hidupmu.
Semoga selalu dalam lindungan-Nya.

Dari Siapa Untuk Siapa

Jumat, 14 Desember 2018
"Bahwa hakikat tertinggi dari mencintai adalah untuk melepaskan"



Apa yang sedang berjalan bersamaku? Apa yang sedang aku perjuangkan? Apa yang sedang aku lakukan? berhari-hari aku memikirkan ini hingga tidak terasa sudah lebih dari 450 hari berlalu sejak hari dimana tanda tanya semakin besar memenuhi ruang di tempurung kepalaku.


Memang takdir, semua yang terjadi ini sudah ada skenarionya dan pencipta skenario terbaik hanyalah Tuhan. Sebagus dan seindah apapun khayalanmu, jika Tuhan bilang tidak ya, tidak. Toh, kita sebagai pemain peran tidak tahu sesungguhnya ada bahaya apa jika memaksakan khayalan kita sendiri dalam skenario semesta.


"Bahwa hakikat tertinggi dari mencintai adalah untuk melepaskan"


kalimat diatas merupakan sebuah kutipan dari novel yang kubaca ulang beberapa minggu terakhir. Sebagaimanapun aku nantinya jika mencintai seseorang, pada akhirnya yang bernyawa akan pulang pada Sang Pencipta.


Aku ingin lepas, agar tahu seberapa besar kamu mencintaiku, jika kamu memang merasakannya. atau jika aku yang merasakannya, maka aku sudah mencintaimu? merasakan apa? cinta? dengan melepasmu artinya aku mencintaimu, begitu ya?


Entah kamu mau percaya atau tidak, dengan melepaskan kamu dan aku bisa mengetahui apa itu cinta. pertanyaanmu yang dahulu (sampai hari ini ketika aku mengetik ini disini) belum terjawab. Keterbatasanku dalam melihat dan merasakan cinta masih sempit, kuasa Tuhan dalam mencintai hamba-hambaNya saja belum aku pelajari. Aku harap kamu bisa lebih tahu duluan dibanding aku. Supaya nantinya kamu bisa mengetahui siapa saja yang mencintaimu.


Karena aku belum.


Maafkan aku karena belum tahu bagaimana caranya mencintai, sebagaimana orangtuaku mencintaiku tanpa banyak pertanyaan; sebagaimana sahabatku mencintaiku tanpa banyak protes dengan keputusanku; sebagaimana aku pernah tidak mengeluh dalam menunggu seseorang.


Aku inginmu, kamu inginku.
Kamu belum butuh aku, sebagaimana aku belum membutuhkanmu.
Terjebak pada rasa terlalu lama menjadi zina.
Padahal rindu menggebu ingin bersatu,
Tapi persiapanku masih satu dari tiga.


Aku berencana menyuruhmu menunggu, tapi apa kuasaku?
Apakah itu lebih baik atau lebih buruk, siapa yang tahu?
Aku hanya manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun.
Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Pengampun.


Meskipun ragu, aku tetap berjalan maju.
Maafkan aku meninggalkamu.
Maafkan ego dan ketidaktulusanku.
Aku melepas bukan dilepas.


Sebab sampai detik terakhir, ragumu tetap menyakitiku.


Aku ingin jatuh cinta, secara benar, secara tenang dan berbagi keluh kesah. bukan hanya datang ketika butuh, atau sekedar menyentuh.

Aku ingin jatuh cinta, secara menyeluruh, rapuh, dan tidak terkendali. bukan hanya meringkuk penuh tanya dan cemas pada apa yang sedang kurasakan seolah aku mampu dan terkendali.


Aku mengerti kamu kecewa, mungkin ada lega yang sedikit terselip diantara perasaan bersalahmu. Jangan maaf lagi, sebab yang harusnya maaf adalah sikapku yang berulang kali menyakitimu. berulang kali tanpa sengaja candaanku melukaimu. berulang kali dengan sengaja menyudutkanmu sebagai bentuk pertahanan diri, dan semua kata-kata yang kamu baca dariku adalah racun.


Jika kamu kuat, racun akan membuatmu kebal, jika kamu lemah maka racun akan membuatmu binasa. Bertahanlah, kamu harus bisa kebal.


Aku harap kamu mengerti, bahwa yang luka bukan hanya dirimu. Kecewa itu bukan hanya kamu yang merasakannya, hampa yang kamu rasakan itu juga bukan cuma kamu sendiri. Aku paham bagaimana bodo amatnya kamu dengan dirimu sendiri, sibuk berkegiatan ini dan itu sebagai pelampiasan dari kehampaanmu. "Ah, tidak juga. Sok Tahu." ucapmu mencibir jika aku mulai sok menganalisa dirimu. Tapi sungguh, kamu perlu memperhatikan dirimu sendiri juga.


Kepasrahanmu membuatku gelisah.


Hingga saat ini, aku masih resah. Ada rasa bersalah yang timbul saat ritme hidupmu kembali.


Apa kita tidak lagi satu frekuensi?


Aku bertanya-tanya dalam hati sambil terus merapal mantra yang pernah kau ucapkan padaku.
Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinik
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu). Terlalu banyak bertanya artinya ragu, dan aku terus beristighfar agar hilang keraguanku, atas kehendakNya.


Mungkinkah ini adalah cara-Nya untuk membuatku menghapal doa-doa dan puji-pujian melalui kehadiran yang kini menjadi kehilanganmu?


Jika memang mencintai adalah untuk melepaskan, maka dengan begini kita sudah saling mencintai.

Panah Dosa

Minggu, 04 November 2018
sebuah tulisan tiba-tiba saat ritme kehidupanku berulang kali sumbang.


Panah Dosa

Mereka kelabu tapi putih,
sudah jelas aku putih tapi kelabu.
semua ini hanya kubikel yang bisa saja diintip banyak orang.
tapi terlalu nyaru.
aku tahu pasti orang-orang tidak mau tahu

memang tidak menarik jika berperan untuk terbuka,
dan jadi menarik bila punya sebuah rahasia.
dengan lihai sembunyi dalam aksara,
siapapun engkau, pastilah bernasib sama.

malangnya kita, 
terjebak peran sendiri.
apakah kamu juga bercerita mengenai dosa-dosa yang disembunyikan tuhan?
yang tak mampu ditampung satu raga?

panah masih meleset.
tetapi jejaknya tidak hilang dalam sesak sebelum lelap.
siapa gerangan yang mau hidup dengan sesal?
tapi diulang-ulang karena sok jadi pemanah.

Review Novel Laut Bercerita Leila S Chudori


– Mereka yang Hilang




“Ketidaktahuan dan ketidakpastian kadang - kadang lebih membunuh dibanding pembunuhan.” (laut bercerita halaman 256)

Laut Bercerita adalah novel karya Leila S Chudori yang pertama saya baca. Sebutlah saya orang udik yang baru membaca karya beliau. Saya memang tidak pernah berani melirik buku yang berbau politik dan sejenisnya. Bukan karena saya pernah mengalami hal tidak menyangkan zaman orba, justru karena saya terlahir setahun sebelum lengsernya pemerintah yang disebut-sebut diktator itu. Saya tidak tahu apa-apa, betul. Saya tidak ingat peristiwa apapun selain pelukan hangat dari ibu dan tatapan was-was dari ayah.



Lewat buku ini, tersampaikanlah suara dari suatu kedalaman yang entah berasal dari Samudra mana. Mengenai peristiwa penghilangan yang telah 19 tahun tanpa ada kejelasan, mengenai tragedi konyol kekuasaan yang entah motifnya apa (saya bicara begini karena sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa tidak diceritakan kepada umum dan mengapa kita tidak tahu apapun, sungguh hanya Tuhan dan mereka yang berbuat saja yang tahu cerita lengkapnya), mengenai lembar hitam yang berusaha diabaikan zaman, tergerus oleh kilau tren fashion dan berita selebriti tanah air.
Biru Laut adalah seorang mahasiswa Sastra Inggris UGM yang mencintai sastra karena rangkaian kata bisa membuat suatu suasana yang tak bisa diucapkan kata-kata. Lahir dari keluarga hangat penuh cinta, Biru Laut merupakan sosok abang yang menyayangi orang-orang sekitar. Entah kenapa  untuk saya pribadi, keluarga ini seperti dirancang bapak agar menjadi keluarga berencana yang taat aturan rezim. Punya anak dua, sekolah dengan baik, tidak memiliki riwayat kelam, dan sebagai wartawan, Bapak memiliki tugas untuk tidak menyudutkan pemerintah dalam setiap wacana berita.
Sayangnya Biru Laut memiliki jalannya sendiri. Bertemu Kasih Kinanti yang selalu ingin dipanggil Kinan di tempat fotokopi membuka jalan menuju dasar laut untuk sebuah Indonesia yang baru. Zaman itu buku Pram tidak sebebas sekarang dijual dan didiskusikan. Kasih Kinanti dengan illegal mengkopi beberapa buku terlarang di tempat itu dan berkenalanlah Biru Laut dengan sebuah rumah kedua bernama Winantra dan Wirasena.

foto : dokumentasi pribadi

Laut bertemu banyak orang dalam organisasi. Tapi pertemuan dengan Anjani lah yang membuat saya mereasa aktivis masih manusia biasa, bukan orang yang penuh taktik dan ucapan kritis yang bikin mikir dan bikin pusing. Dengan Anjani, saya bisa merasakan Laut adalah seseorang yang kuat harapan sekaligus orang paling lemah.

Pertemuan dengan Arifin Bramantyo, Alex yang kemudian akan menjadi kekasih Asmara (adiknya Laut), Kinan, Daniel, Sunu, serta beberapa orang lainnya menjadi krisis dalam novel ini. Penghianatan di dalam organisasi tidak terendus, hingga Di tahun 1996, Winantra  dan Wirasena dianggap organisasi terlarang karena membahayakan kedudukan presiden. Suara petani dan buruh makin ditekan, media diatur sedemikian rupa agar tidak menyudutkan presiden. Hidup berpindah tempat dan mengganti nama demi mempertahankan nafas dalam negeri ini, Laut beberapa kali mengirim kabar kepada Anjani dan Asmara lewat titipan berantai agar jejak tidak terendus intel. Beberapa kali bahkan mengirim cerita di surat kabar dengan nama pena yang berganti-ganti.


Saya sedih ketika bagian Alex bertanya pada Laut mengenai cerpen “Rizki belum Pulang” yang menceritakan mengenai Ibu, Ayah dan Adiknya Rizki yang selalu menunggu di meja makan setiap hari minggu meskipun Rizki tidak akan kembali. Cerpen buatan Laut “Rizki belum Pulang” semacam firasat karena setelahnya, Laut diculik dan hilang bersama 13 nama yang hingga kini belum ada kabar beritanya.

Pemerintahan yang begitu berbeda dari idealnya sebuah pemerintahan, membuat mahasiswa menuntut hak dan membantu suara-suara kecil agar naik kepermukaan.  Saya masih tidak mau peduli dengan semua hal itu. Percayalah, meskipun selalu rajin mengomentari permasalahan sepele seperti tidak jelasnya harga bbm, kenaikan tarif listrik yang tiba-tiba dan tanpa pengumuman, betapa tidak kondusifnya para pemuda pemudi sekarang dalam berinteraksi, saya masih tidak tahu apapun mengenai kesulitan orang-orang miskin, betapa sulitnya mereka dan betapa manipulatifnya seseorang hanya untuk menyambung hidup dari hari ke hari. Baru kali ini saya sadar bahwa saya hidup terlalu nyaman.
Sampai detik ini, kedunguan saya telah terbukti dan berkali-kali tidak nyambung berbicara dengan teman sebaya yang seorang aktivis.  Berkali-kali menguatkan mental bahwa “tidak masalah tidak mengerti politik. Tidak masalah tak paham demokrasi. Hidup masih aman” adalah sebuah induk kemasalan untuk menjadi manusia dungu. Dan akan terus menjadi dungu karena bahan bacaan yang itu-itu saja.

Laut Becerita yang saya kira berbahasa yang berat ternyata justru tidak serumit itu. Penulisnya menggambarkan suasana dengan ciamik. Gara-gara novel ini saya penasaran dengan Tengkleng dan kangen nasi tutug oncom. Sebuah tulisan mengenai perasaan dari mereka yang salah satu keluarganya dihilangkan, Laut Bercerita mewakili harapan yang tipis namun tak putus-putus.

Untuk generasi millenials, perlu lah juga membaca buku seperti ini. Mau sampai kapan kalian buta politik dan apatis dengan keadaan sekitar kalian? saya tidak bisa berbuat banyak, ikut-ikutan aksi tentu membuat kedua orangtua saja jantungan nanti, maka yang bisa saya lakukan adalah belajar, menjadi lilin kecil yang berusaha menerangi semampunya sampai mati nanti. semoga yang hilang menemukan titik temu..



KETERANGAN BUKU
Judul buku: Laut Bercerita
Penulis: Leila S. Chudori
Penyunting: Endah Sulwesi, Christina M. Udiani
Ilustrasi sampul dan isi: Widi Widiyatno
Penerbit: KPG
ISBN: 978-602-424-694-5
Cetakan pertama, Oktober 2017
379 halaman


menyulut rindu yang terjadi benci

Sabtu, 07 Juli 2018
ini pukul satu
sudah kamu bilang jangan mengganggu
tapi aku sengaja mengganggu
karena aku percaya kamu rindu

aku hidup dari ucapan
segala kata yang kamu susun sangat berkesan
halusinasiku percaya bahwa kamu hanya segan
sebab kamu pernah berbagi beban

yang hilang kamu,
yang rindu kamu,
yang benci kamu,
aku.

sejak kapan kamu membenci percakapan tidak jelas yang sudah sejak awal kita lakukan?

jauh sebelum kita sedekat ini.
jauh sebelum kamu berani.
memang percakapan kita setidakjelas ini.

sejak kapan kamu semarah itu hingga menyisakan luka?

baiklah kalau memang menyukai orang lain. mungkin memang kamu berani iseng pada ibu dan ayahku. dia-mu yang sekarang bisa jadi memang terbaik bagimu. aku memang kesulitan menghadapimu, bukannya membantu untuk mengajariku... kamu justru perlahan-lahan pergi tanpa bisa aku belajar lebih banyak darimu.

aku tidak tahu kesalahanku apa.

begitupula kamu.

yang aku tahu, kamu membenci... tepat saat aku menyulut sumbu rindu.




jangan begitu lagi, aku masih menunggu.
(07/07/18 tepat pukul 1 dini hari.)

Amazing Dual Effect on Photoshop!

Kamis, 03 Mei 2018













Hai!
This commission coming for birthday present. You can contact me to make Dispersion Effect + Double Exposure on Photoshop! :)

I'll make the video tutorial soon! ^^

Punggung yang Dipaksa Tegar

Rabu, 07 Maret 2018
nggak ada yang bisa kamu ceritain ke orang-orang tentang betapa menyedihkannya dirimu. sebab mungkin kamu sudah sadar bahwa masih banyak orang yang lebih menyedihkan dibanding hidupmu. tapi kamu ingin mengeluh... hanya untuk merasa lebih baik. 

"kamu kan udah gede, udah tau mana yang bener, dan mana yang salah.." kata ibu suatu hari.

terkadang kalimat seperti itu dapat melemahkan saat aku merasa lemah. bukan menguatkan. karena aku memang harusnya sudah paham kalau yang aku lakukan itu diluar batas diriku sendiri. karena memang harusnya aku mengerti bahwa apapun yang aku lakukan itu dicatat oleh para malaikat dan itu salah. harusnya aku mengerti tapi aku pura-pura tidak mengerti dan membaur dengan kepulan asap-asap dosa yang tipis namun banyak.

apalagi?

keluargaku utuh, walaupun terkadang tidak baik-baik saja, mereka berdua tetap memberikan yang terbaik untukku.

teman-temanku ada, walaupun terkadang aku yang memberi jeda untuk menyempurnakan diri setelah terbawa arus dari keberagaman masing-masing. mereka peduli, bahkan disaat aku menutup mata dan tidak ingin memperdulikan siapapun, termasuk diriku sendiri.

untukmu, aku bersungguh ingin tapi tidak untuk saat ini. katamu ada saatnya, kan? maka tunggu saja saat itu. 

aku tidak mau tau apapun tentang dirimu, dulu.

Kadang terselip rasa menyerah di saat bintang gemerlapan, atau pada saat jingga bersemu di sore hari. Ingin menyerah pada hidup yang menurutku berat. Tapi sekali lagi terngiang ucapan ibu yang satu itu. 

Tidak ada yang bisa mengerti. Termasuk diriku sendiri. Tuhan yang Maha Mengetahui, tapi Ia tidak memberitahukan apapun padaku secara gamblang. Mungkin supaya Aku berpikir, bukan menjadi manja dengan semua jawabanNya.

Malam kian larut. Hatiku masih dipenuhi kegelisahan yang entah kapan habisnya. Aku perlu pergi dari dunia ini. Tidur sudah cukup untuk merasa mati. Hidupku masih belum usai disini. 

Review Buku Wattpad : Geheimnis by Kiyura Kyurara

Selasa, 30 Januari 2018
"Passion blinds me, but your love heals me. I love you for all my life, for every single breath I take."

Ailee dan Rhez adalah kakak beradik yang tinggal bersama Pamannya setelah kedua orangtua mereka meninggal akibat kecelakaan. Kehilangan sebuah pegangan hidup membuat Ailee menutup diri dari lingkungan.

Suatu hari, Ailee dijual oleh pamannya kepada seorang laki-laki kaya yang muda dan tampan. Entah karena alasan apa, pemuda itu mengikat Ailee dengan pernikahan tanpa cinta.

Rhez, kakak kesayangannya itu justru memperbolehkan Ailee menikah dengan oleh pemuda kaya raya bernama Michael dengan alasan karena tidak ingin lagi merepotkan pamannya.

"Ai, kau tahu sejak ayah dan ibu meninggal, hidup kita sangat kacau. Saat ini ada seorang pria kaya yang ingin menikahimu dan kau ingin menolaknya?" (Halaman 19)


"Aku percaya dengannya," ucap Rhez dengan penuh keyakinan. "Kau tahu, aku tidak pernah salah menilai orang."

"Sombong sekali," cibirku sinis. "Tapi aku tidak mencintainya dan dia tidak mencintaiku. Apa kau pikir ada pernikahan yang seperti itu?" (Halaman 25)


Ailee jelas menolak pernikahan itu, namun Rhez membujuknya dengan baik sehingga Ailee akhirnya setuju untuj menikah. Nama Ailee Nathaniella Leigh kini berubah menjadi Ailee Nathaniella Leeland. Setelah pernikahannya dengan Michael, Ailee meninggalkan kakaknya dan tinggal bersama suaminya di sebuah mansion yang sangat besar.

Hari pertamanya berada di mansion besar, ia merasa seperti ditatap oleh seseorang dari balik kaca yang ada di lantai dua salah satu sayap runah besar itu. Tidak ambil pusing, Ailee mengabaikab kejadian itu.

Hari kedua berada di mansion besar itu, Ailee diperingatkan oleh kepala pelayan mansion yakni nyonya Robinson untuk tidak mendekati sayap barat atas perintah master Michael. Sayang sekali, Ailee bukan gadis yang patuh pada aturan saat ia merasa penasaran. Apalagi iya ingat pada hari pertama datang ke mansion ini, ia merasa ada yang menatapnya dari balik kaca sayap barat.

Menjadi istri dari pemilik beberapa gedung pencakar langit dan jaringan bisnis raksasa di negeri ini, membuat Ailee kesepian. Michael sangat sibuk dan hanya datang ke kamar Ailee pada malam hari saja.  Yaahh, kerasa sih banyak adegan yang tidak cocok untuk anak-anak. Haha untunglah aku udah 19 tahun. Legal baca beginian :p

Buku ini sebenarnya sudah pernah aku baca di wattpad. Tapi, rasanya baca online dengan baca buku versi cetak memang beda. Apalagi buku ini dapet secara percuma dari penulisnya :') #terharu
ada note dari Kyurara nya loh hehehe

Ada banyak buku yang sekarang muncul versi cetak setelah aku baca di wattpad. Sampai-sampai sekarang ada wattpad-lit (mungkin menggantikan teen-lit padahal yaa sama aja). Mungkin sekarang penerbit akhirnya mulai mencari harta karun dalam website bernama wattpad. Ide yang mereka tulis memang mainstream, tapi ada juga yang mengulik cerita mainstream itu jadi cerita penuh makna.

Novel Geheimis salah satunya. Mainstream, kan? cerita nikah tanpa perasaan cinta yang lama-lama jadi cinta. Tapi dibumbui dengan misteri. Yaahh dari judulnya aja bisa ditebak. Geheimnis diambil dari bahasa Jerman yang artinya Misteri. Jadi.... Ya  novel ini misteri plusssss romance. Hehehe. Misteri apa sih yang ada di sayap barat? Trus kenapa Michael mau nikah sama Ailee? Kamu wajib baca sendiri novelnya.hehe.










Keterangan buku

Judul          : Geheimnis

Penulis       : Kiyura Kyurara

Penerbit     : Penerbit Diandra Kreatif

Terbit         : Agustus 2015

Tebal          : 445 hlm.

ISBN         : 978-602-336-118-2