Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

Punggung yang Dipaksa Tegar

Rabu, 07 Maret 2018
nggak ada yang bisa kamu ceritain ke orang-orang tentang betapa menyedihkannya dirimu. sebab mungkin kamu sudah sadar bahwa masih banyak orang yang lebih menyedihkan dibanding hidupmu. tapi kamu ingin mengeluh... hanya untuk merasa lebih baik. 

"kamu kan udah gede, udah tau mana yang bener, dan mana yang salah.." kata ibu suatu hari.

terkadang kalimat seperti itu dapat melemahkan saat aku merasa lemah. bukan menguatkan. karena aku memang harusnya sudah paham kalau yang aku lakukan itu diluar batas diriku sendiri. karena memang harusnya aku mengerti bahwa apapun yang aku lakukan itu dicatat oleh para malaikat dan itu salah. harusnya aku mengerti tapi aku pura-pura tidak mengerti dan membaur dengan kepulan asap-asap dosa yang tipis namun banyak.

apalagi?

keluargaku utuh, walaupun terkadang tidak baik-baik saja, mereka berdua tetap memberikan yang terbaik untukku.

teman-temanku ada, walaupun terkadang aku yang memberi jeda untuk menyempurnakan diri setelah terbawa arus dari keberagaman masing-masing. mereka peduli, bahkan disaat aku menutup mata dan tidak ingin memperdulikan siapapun, termasuk diriku sendiri.

untukmu, aku bersungguh ingin tapi tidak untuk saat ini. katamu ada saatnya, kan? maka tunggu saja saat itu. 

aku tidak mau tau apapun tentang dirimu, dulu.

Kadang terselip rasa menyerah di saat bintang gemerlapan, atau pada saat jingga bersemu di sore hari. Ingin menyerah pada hidup yang menurutku berat. Tapi sekali lagi terngiang ucapan ibu yang satu itu. 

Tidak ada yang bisa mengerti. Termasuk diriku sendiri. Tuhan yang Maha Mengetahui, tapi Ia tidak memberitahukan apapun padaku secara gamblang. Mungkin supaya Aku berpikir, bukan menjadi manja dengan semua jawabanNya.

Malam kian larut. Hatiku masih dipenuhi kegelisahan yang entah kapan habisnya. Aku perlu pergi dari dunia ini. Tidur sudah cukup untuk merasa mati. Hidupku masih belum usai disini.