Top Social

cerita-cerita untuk dikenang

ECOBRICK SOLUSI JITU UNTUK SAMPAHKU

Selasa, 05 Maret 2019


ECOBRICK, MEMBUAT SI SAMPAH JADI RAMAH


Halo! 


Rasanya lama banget saya gak nulis di blog. Yah, kalau sekadar nulis sih kayaknya lumayan sering, apalagi kalau galau-galau. Khatam banget itu mah… hahaha! by the way, kali ini mau bahas ECOBRICK karena aku tertarik banget sama soal sampah-menyampah ini (maklum masih jadi sampah masyarakat) apalagi di sebelah rumahku adalah kolam sampah (ini seriusan balong isinya sampah doang huhu) yang sepertinya sudah ada sebelum saya tinggal di sana. Parahnya, karena sudah dijadikan tempat sampah akhir, ada aja orang yang bakar-bakar sampah sampai pernah kebakaran :’ /malah curhat/

Ecobrick sih, apaan Tu?

Nah, terdiri dari kata Eco (kependekan dari Ecology yang artinya ramah lingkungan) dan brick (yang artinya batu bata), Ecobrick ini adalah botol-botol plastik yang diisi secara padat dengan sampah plastik. Dikutip dari laman www.ecobrick.org, Ecobrick adalah solusi atas sampah plastik dengan memberdayakan individu untuk bertanggung jawab atas sampah mereka dari sumbernya.

Hah, terus batu bata ramah lingkungan itu apaan?


Jadiiii Ecobrick ini digadang-gadang jadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Ecobrick ini diprakarsai oleh Russell Maier dari Kanada yang telah berhasil mengurangi polusi sampah plastik di sana, setelah berhasil di Kanada, ia terus merambah negara lainnya termasuk Indonesia. Di Indonesia, Russel bekerja dengan Ani Himawati untuk terus mengkampanyekan ecobrick. 

Ecobrick sendiri terbuat dari botol plastik bekas yang diisi sampah-sampah plastik lain lalu dipadatkan sampai keras. Setelah penuh dan keras itulah baru kemudian botol plastik bekas bisa dirangkai dengan lem dan dibentuk menjadi barang seperti kursi, meja, bahkan bisa juga jadi tembok lho!

sumber : pinterest

Sumber : pinterest


Semua barang yang dibuat dengan ecobrick ini bisa dijual dan pasti punya nilai ekonomis yang tinggi. Sempat google tadi, kalau salah satu desa di Bali, tepatnya di Klungkung, sudah melaksanakan program Ecobrick yang keren ini sejak 2016. Sayangnya, karena kurangnya kesadaran masyarakat maupun pemerintah setempat dalam berinofasi, sepertinya program ini belum berjalan begitu efektif.

Kegiatan untuk memberdayakan masyarakat di desa maupun kota untuk menghijaukan lingkungan sudah mereka lakukan sejak lama lho, bahkan sekarang mereka membuat Training Of Trainer (TOT) agar semakin banyak orang yang sadar akan bahaya sampah plastik dan membuat Ecobrick sebagai kebiasaan rumah tangga dan komunitas jangka panjang.

Terus, gimana dan kayak apa sih si ecobrick ini, Tu?
Sekadar info, saya juga tahu ecobrick ini dari postingan skincare di line@ agak gak nyambung ya, tapi ada pertanyaan di postingan itu yang menyentil hati; KALIAN GIMANA BUANG BOTOL BEKAS TONER KALIAN? Disitulah dia menjelaskan tentang pemanfaatan botol untuk dijadikan Ecobrick dalam rangka KKN-T dari Universitas Siliwangi di sebuah desa di Jawa Barat (cmiiw). Keren lho, itu dibikin kayak tugu gitu (maaf fotonya gak saya save bisa kalian gugel sendiri kali ya ecobrick hasil KKN-T mereka), dan saya baru ngeh, kalau selama ini cuma penganut sistem ‘buanglah sampah pada tempatnya’ tapi tidak ikut program 3R (Reuse, Reduce, Recycle mah gausah dijelasin udah pada hapal kali ye h3h3) padahal mengaku anak pramuka yang cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

Saya ambil gambar dari blognya Catatan Alam karena saya sejujurnya belum pernah ikut kegiatan/workshop tentang Ecobrick (kalau ada yang ngajak, saya bersedia banget ikutan! Pengen deh kasih solusi buat si kolam sampah dekat rumah :’) ) tapi daku juga membuat ecobrick ini dikosan kok, gaesss. Kaleeem, okee?

Btw di blog itu lucu banget, katanya bikin ecobrick tak sesulit membuat skripsi. Masnya tau aja kita-kita semester akhir. (apa ini saya jadikan bahan skripsian aja ya? Atau pkm? Lumayan kan buat benerin desa sendiri hehe tapi gapunya temen )


Oiya, sampah yang telah dimasukkan ke botol itu harus memenuhi seluruh rongga botolnya (makanya sangat bagus kalau plastiknya digunting dolo hehe) pokoknya satu botol ecobrick berukuran 1,5 liter (ini botol kokakola atau sprit atau fantah itu lho, atau anak kosan pasti sering beli Vit karna mager isi ulang galon) punya berat rata-rata 0,5 hingga 1 kilo (tergantung isi sampah dalam botol ecobrick). Tujuannya, biar si ecobrick tersebut jadi kuat dan lebih efisien menampung sampah. Lagian kalau gak penuh, nanti ecobrik yang dibuat akan lebih mudah penyok kayak hatiku~ /yah curhat lagi/

sumber :  https://catatanalam.wordpress.com/2018/09/22/ecobrick-karya-artistik-limbah-plastik/

sumber : penulis

Berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) nih dari laman instantnoodles.org,  kalian tahu gak kalau Indonesia kini telah berada di peringkat 2 dalam mengkonsumsi mie instan terbesar di dunia? Peringkat ke 2 setelah China, dengan 12620 juta porsi! KEBAYANG GAK BANYAK BANGET BUNGKUS PLASTIKNYA GAESSS? (ngegas) Ya iyalah ya, sebagai anak kosan saya mengakui kalau mi itu lezat dan murah apalagi kalau akhir bulan gak mampu beli nasi padang lagi dan memilih makan mie saja daripada mati kelaparan (lebay sih ini) :’) atau baso kesukaan kan ada yang pakai mi. Pokoknya kata ayah saya : MAKAN MI TEROOOOOSSSS SANA SAMPAI BATUK saking seringnya makan mi di rumah.

Saya pernah baca di TIRTO ID, tentang  pulau sampah Indonesia (link : https://tirto.id/prestasi-sampah-indonesia-yang-mengkhawatirkan-bUWl) bahwa satu orang bisa menggunakan 700 kantong plastik pertahunnya dari hasil riset Greenation Indonesia pada 2010 lalu.
Belum lagi fakta kalau Indonesia darurat sampah, sampai Menteri Kelautan saja menyebutkan kalau kita adalah negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut. Kalian masih ingat sama video kura-kura yang kemasukan sampah plastik di hidung itu gak sih? Kasihan kan sampai berdarah-darah gitu. Atau pinguin yang gak bisa buka mulut karena plastik bekas tutup botol itu bersarang di mulutnya? Kasian banget kan….

Saya dan mungkin kalian ini pasti ngerasa baik-baik aja karena buang sampah gak sembarangan. Tapi ujungnya sampah yang kalian buang rapi ke tong sampah itu juga belum membuat bumi kita baik-baik saja. Ending dari perjalan sampah ini akhirnya ada di laut, dan itu makin memperparah ekologi laut dan kelangkaan hewan. Laut bukan tempat sampah!

Dikutip dari artikel yang dimuat di Tribunnews tanggal 15 Oktober 2018, Data dari INAPLAS (Asosiasi Industri Plastik Indonesia) dan BPS (Badan Pusat Statistik), sampah-sampah plastik kita ini bisa mencapai 64 juta ton/tahun lho! (gak ngerasa buang sampah sebanyak itu ya gak sih? Soalnya perasaan cuma beli cilok dua rebu, tapi iya sih pake plastik, atau ke minimarket pasti dapet plastik kan ya). Sebagai data tambahan, Wakil Ketua INAPLAS, Suhat Miyarso menyatakan bahwa yang salah bukan kantong plastiknya tapi manajemen sampah yang kurang diperhatikan dengan baik.
Nah, kan. Bukan kantong plastiknya yang salah. Plastik punya bahan dasar polietilen yang memang butuh waktu sekitar 20tahun untuk bisa didaur ulang. Kita sebagai orang yang kreatif (atau kata Kak Triadi mah orang yang mau berusaha) perlu berpikir strategis gimana caranya si plastik-plastik ini dimanfaatkan sebaik mungkin. Dan gak merusak sistem alam dan menyebabkan penyakit kanker untuk manusia.

Masih soal jumlah sampah, diprediksi tahun 2019 ini total akan mencapi 68 juta ton dengan sampah plastik sebesar 9,52 ton atai 14% dari total sampah yang ada menurut Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limah dan B3 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tuti Hendrawati Mintarsih.
Ecobrick ini ya, selain bisa dijadikan alternatif bata, bisa sangat efektif sebagai solusi anak pecinta alam yang hobi naik turun gunung dan bawa-bawa sampah lho. Daripada bawa plastik hitam besar berisi sampah plastik dan sisa makanan, kalian mendingan bawa satu botol 1,5 L berisi semua sampah kalian seperti bungkus mie instan, bungkus kopi kemasan sachet, plastik makanan, dll. Sepele, tapi sangat berpengaruh pada lingkungan sekitar kita.


Aku ikutan juga lho, masukin sampah ke botol plastik gini. Seru lagi masuk-masukin sampah ke botol. Ada emosi yang tersalurkan gitu secara terselubung haha. Berhubung artikel ini masih banyak kurangnya, kalian bisa kepoin https://www.ecobricks.org buat cari tahu apa dan bagaimananya, iya ini promosi gratis karena idenya Mister Russel ini menarik! Tenang aja blog itu ada dalam berbagai Bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Atau kalau mau lihat-lihat gambar kreasi Ecobrick, saya ngesave di pinterest. Cek aja : https://pin.it/vvbrwayht2s5kt.

Akhir kata, sebagai manusia yang ingin bermanfaat bagi nusa dan bangsa (cita-cita dari orang tua kita semua) tentu perlu kesadaran diri untuk menjaga lingkungan. kesadaran diri bisa dimulai dari bawa bekal minum & makan sendiri (yang cowok mungkin ga sempat masak, tapi mendingan bawa tempat makan kosong dari rumah terus beli nasi warteg deh), bawa tas kemana-mana biar gaperlu pakai plastik pas ke minimarket, terus ya … kalau ada sampah plastik, masukin aja ke botol! Siapa tahu dengan dimulai dari diri sendiri, jadi banyak orang yang sadar dan akhirnya mengimitasi kebaikan. Oiya, sekalian, dibawah ini aku bikin infografis ala-ala biar insagram aku sedikit berfaedah haha. Semoga bermanfaat, yaa!

Ayo kita jadi ECOWARRIOR!



(Sumber : ecobrick, tirto.id, Greeneration, Tribunnews, INAPSI, catatanalam)

Salam,
Estuwise